Indonesia Butuh Lebih Banyak Pekerja Digital

Transformasi Digital Mendorong Pengalaman Pelanggan
pixabay

Katalisnet.com — Indonesia membutuhkan lebih banyak pekerja dengan keterampilan digital di masa mendatang.

Untuk mendukung perekonomian, dibutuhkan lebih dari 110 juta pekerja digital baru pada 2025 agar mampu selaras dengan setiap dinamika perubahan teknologi di masa depan.

Hal itu terungkap dari riset terbaru Amazon Web Services Inc (AWS), salah satu perusahaan milik Amazon.

Melalui siaran persnya, Senin (15/3/2021), AWS mengungkapkan, sebanyak 59% pekerja digital di Indonesia yang saat ini belum mengoptimalkan penerapan kecakapan mereka di bidang komputasi awan menyebutkan, nantinya pada 2025 jenis-jenis keahlian tersebut akan sangat dibutuhkan dalam pekerjaan mereka masing-masing.

Dari riset tersebut terungkap, pekerja yang sudah mempunyai keahlian di bidang digital baru mencapai 19% dari seluruh angkatan kerja yang ada di Indonesia.

Riset AWS melibatkan lebih dari 500 pekerja digital di Indonesia yang disusun dari wawancara dengan sejumlah pakar teknologi, pemimpin bisnis, hingga para pembuat kebijakan.

“Riset yang kami prakarsai ini menyoroti adanya kebutuhan untuk meningkatkan penguasaan teknologi cloud, bahkan di sektor-sektor nonteknologi, seperti di bidang manufaktur, bagi pekerja di Indonesia,” kata Tan Lee Chew, Managing Director for ASEAN, Worldwide Public Sector, Amazon Web Services.

Read More

Laporan ini juga menyoroti akan pentingnya penguasaan beragam jenis keahlian bagi Indonesia, seperti komputasi cloud, serta menyampaikan bahwa jenis-jenis kecakapan seperti cloud architecture design, cybersecurity, large-scale data modeling, web/software/game development, dan software operations support akan menjadi primadona dan paling dibutuhkan pada 2025.

Rata-rata pekerja Indonesia juga nantinya perlu mengembangkan 7 kecakapan digital mutakhir dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar mereka mampu selaras dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan teknologi di masa depan.

Skill digital itu mencakup sejumlah kecakapan digital dasar, seperti cara menggunakan platform komunikasi daring (online), perangkat lunak untuk mendukung kolaborasi, hingga kecakapan-kecakapan digital tingkat lanjut, seperti desain arsitektur cloud.*

 

Related posts