Katalis.net — Ekosistem digital di masa Covid-19 adalah peluang pertumbuhan. Bank Dunia menyebutkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memainkan peran utama di sebagian besar perekonomian, terutama di negara berkembang.
UKM merupakan mayoritas bisnis di seluruh dunia dan merupakan kontributor penting bagi penciptaan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi global.
UKM mewakili sekitar 90% bisnis dan lebih dari 50% pekerjaan di seluruh dunia. UKM formal berkontribusi hingga 40% dari pendapatan nasional (PDB) di negara berkembang. Angka-angka ini jauh lebih tinggi ketika UKM informal dimasukkan.
Menurut perkiraan Bank Dunia, 600 juta pekerjaan akan dibutuhkan pada tahun 2030 untuk menyerap tenaga kerja global yang terus bertambah, yang menjadikan pengembangan UKM sebagai prioritas tinggi bagi banyak pemerintah di seluruh dunia.
Di pasar negara berkembang, sebagian besar pekerjaan formal dihasilkan oleh UKM, yang menciptakan 7 dari 10 pekerjaan. Namun, akses ke keuangan merupakan kendala utama bagi pertumbuhan UKM, ini adalah kendala kedua yang paling banyak dikutip yang dihadapi UKM untuk mengembangkan bisnis mereka di pasar negara berkembang dan negara berkembang.
Dalam Webinar bertema “Mewujudkan UMKM sebagai Kekuatan Ekonomi Nasional Baru: Sinergi Program Transformasi UMKM untuk Memasuki Ekosistem Digital”, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan 5 (lima) langkah strategis untuk mendorong UMKM sebagai kekuatan baru dalam perekonomian nasional.
Pertama, diperlukan sinergi antar Kementerian dan Lembaga untuk mendorong UMKM sebagai sumber pemulihan ekonomi di era digital.
Kedua, persiapan transformasi UMKM memasuki era digital harus dilakukan melalui program antar kementerian / lembaga yang terstruktur dan sistematis.
Ketiga, Program Pengembangan UMKM end-to-end, dari hulu hingga hilir, termasuk perluasan pemasangan QRIS (QR Code Indonesian Standard) sebagai saluran pembayaran digital bagi UMKM, interkoneksi antar platform e-commerce, dan mendorong paten pada produk UMKM .
Keempat, memperkuat kreativitas untuk memberikan nilai tambah dan mengkampanyekan penggunaan produk UMKM.
Kelima, Affirmative Policy untuk mendorong permintaan produk UMKM Indonesia, termasuk dalam penyerapan atau penggunaan anggaran kementerian / lembaga dan dukungan program BBI.
Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan kepada katadata.co.id, Saat ini baru ada sekitar 9,4 juta pelaku UMKM yang masuk ekosistem digital dari 10 juta pelaku usaha yang ditargetkan pemerintah hingga tahun ini.
Teten mengatakan agar target UMKM yang masuk ekosistem digital terpenuhi, dibutuhkan peran berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta untuk menyediakan platform.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) telah meluncurkan program e-katalog untuk mendorong belanja kementerian dan lembaga sebesar Rp 321 miliar kepada produk-produk UMKM. Produk yang dimaksud antara lain furnitur, dekorasi, paket makanan dan minuman untuk rapat, hingga alat tulis kantor.
Kemenkop UKM juga bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan meluncurkan program Pasar Digital (PaDi).
Melalui program ini, pengadaan barang dan jasa BUMN dengan nilai di bawah Rp 14 miliar dikhususkan bagi produk-produk UMKM. teten menilai bahwa digitalisasi akan berdampak positif bagi UMKM, mengingat hampir 97% wilayah di Indonesia sudah bisa diakses oleh ekosistem digital. Ditambah lagi dengan makin meluasnya layanan logistik, juga menjadi faktor yang seharusnya mampu memikat UMKM masuk ke ekosistem digital.
Forbes.com dalam tulisan Creating A Digital Ecosystem That Benefits Your Business menuliskan “Lanskap digital telah berubah secara signifikan dalam dekade terakhir, dan kemajuan teknologi baru membuka jalan bagi lebih banyak revolusi”.
Intinya, revolusi digital telah menjadi evolusi digital. Kemajuan baru dalam teknologi berarti bahwa bisnis perlu mengimbangi lebih cepat dan lebih cepat jika mereka ingin bertahan di dunia Big Data.
Untuk itu perlu dilakukan :
Ciptakan Lingkungan Kolaboratif Terbuka
Carilah lingkungan yang siap secara ekosistem digital
Hubungan adalah inti dari bisnis
Kunci untuk membangun dan membangun ekosistem digital Anda adalah Anda perlu membangun ekosistem digital dengan fokus pada pelanggan, cobalah proaktif dalam memenuhi kebutuhan mereka, bermitra dengan mereka yang memiliki visi yang sama.
Mendukung Budaya Inovasi
Bagaimana Anda mengatur inovasi Anda? Apakah ide baru Anda mengikuti pendekatan pemrosesan dari atas ke bawah? Jangan memikirkan bisnis Anda dalam istilah hierarki.
Sebaliknya, terima gagasan bahwa setiap anggota ekosistem digital Anda adalah pemain berharga yang dapat mendorong kesuksesan perusahaan Anda.
Ciptakan insentif untuk inovasi dan pertimbangkan bagaimana semua mitra dan pemasok berkontribusi pada pengembangan bisnis Anda.
Mitra akan mendorong inovasi dan pertumbuhan saat Anda mengadopsi, mengonsumsi, mengukur, dan memanfaatkan inovasi untuk dampak yang bertahan lama.
Investasikan Dalam Teknologi Digital yang Tepat
Ekosistem holistik adalah kumpulan orang, benda, bisnis, dan teknologi. Berinvestasilah pada teknologi inti dan baru untuk membangun DNA ekosistem digital Anda.
Mereka yang berinvestasi dalam menciptakan ekosistem digital akan menemukan diri mereka lebih siap untuk menghadapi tantangan bisnis modern.*