Daftar 200 Faktor SEO Penentu Peringkat Website di Google

SEO

Katalisnet.com — Setiap website ataupun blog memerlukan SEO atau pengoptimalan website untuk kinerja di mesin pencari, khususnya Google. Berikut ini daftar 200 faktor SEO penentu peringkat web di Google (Google’s 200 Ranking Factors: The Complete List).

Faktor SEO adalah unsur-unsur dalam optomalisasi website yang menjadi faktor pemeringkatan Google di halaman hasil pencarian atau Search Engine Results Pages (SERP).

Google menggunakan lebih dari 200 faktor dalam algoritma mereka untuk memeringkat (ranking) website di halaman hasil pencariannya.

Di bawah ini adalah list komplit faktor SEO yang dideteksi mesin telusur Google. Beberapa sudah dibuktikan, beberapa lagi masih kontroversial. Sebagian lagi hanya spekulasi dari para penggiat SEO.

Daftar 200 Faktor SEO

Berikut ini daftar 200 lebih faktor SEO sebagaimana dirilis Backlinko. Daftar 200 Faktor SEO ini sangat populer di kalangan praktisi SEO, webmaster, dan blogger. Ringkasannya ada di 3 SEO Dasar.

Daftar 200 Faktor SEO

Read More

1. Faktor Domain 

Faktor SEO pertama adalah usia nama domain. Website dengan nama domain baru akan lebih lama terindeks dibandingkan nama domain yang sudah lama aktif.

Namun, dalam sebuah video, Matt Cutts dari Google mengatakan: “Perbedaan antara domain yang berumur 6 bulan dengan yang 1 tahun tidak akan berbeda jauh”.

Dengan kata lain, Google mempertimbangkan usia dari domain, tapi itu bukan poin yang penting.

2. Kata Kunci di Top Level Domain (TLD)

Kata kunci (keyword) yang ada di nama domain akan bagus buat SEO. Hal ini tidak akan memberikan dorongan ranking yang seperti dulu, namun dengan memiliki keyword di domain, maka akan berfungsi sebagai sinyal untuk relevansi website Anda di Google.

3. Keyword sebagai Kata Pertama di Domain Anda

Kata kunci (keyword) yang menjadi nama depan domain atau atau bahkan nama domain akan bagus buat SEO. Domain yang target keyword-nya berada di awal, mempunyai keunggulan dari yang lain.

4. Panjangnya Masa Sewa Domain

Google patent menyakatakan: “Valuable domains (domain sah) akan dibayar beberapa tahun sebelumnya, sedangkan doorway domains (domain ilegal) jarang digunakan lebih dari 1 tahun. Oleh karena itu, tanggal sebuah domain kadaluwarsa bisa digunakan sebagai faktor untuk memprediksi kesahan sebuah domain.”

5. Keyword di Subdomain

Panel berpengalaman dari Moz setuju bahwa keyword yang muncul di subdomain dapat mendorong ranking.

6. Histori Domain

Situs web yang memiiki sejarah kepemilikan yang buruk atau ranking yang sering jatuh, akan membuat Google melakukan “reset” di histori situs, menolak link menuju domain, bahkan memberikan penalti ke domain. Penalti ini akan terbawa ke pemilik yang baru.

7. Exact Match Domain (EMD)

Nama domain yang persis sama dengan kata kunci, akan memberikan sedikit keuntungan. Namun, jika EMD Anda adalah situs dengan kualitas yang rendah, maka itu akan sedikit berbahaya bagi web Anda ketika terjadi update kepada Google EMD.

8. Public vs Private WhoIs

Pemilik website bisa menyembunyikan kepemilikannya atas sebuah domain. Caranya dengan membuat WhoIs jadi private.

Namun, informasi WhoIs yang di-privat menjadi sebuah tanda “ada sesuatu yang disembunyikan”.

Matt Cutts menyatakan: “Ketika Anda mengecek WhoIs mereka, terdapat pesan “WhoIs privacy protection service”. Itu sedikit tidak biasa… WhoIs yang privasi nya dihidupkan bukan berarti hal yang buruk, namun ketika seluruh faktor ini digabungkan, Anda mungkin akan berpikir mereka adalah webmaster yang berbeda.”

9. Pemilik WhoIs yang Kena Penalti

Jika Google meng-identifikasi seseorang sebagai spammer, maka sangat jelas mengapa Google akan meneliti secara seksama situs web lain yang dimiiliki orang tersebut.

10. Country TLD Extension

Memiliki Country Code Top Level Domain (.co.uk, .jp, .ca, .id) akan menolong ranking situs Anda di negara tertentu. Namun, akan menjadi hambatan bagi situs Anda untuk bisa ranking secara global.

Di Indonesia, penggunaan domain .id sangat bagus untuk trafik dalam negeri, namun tidak untuk global atau pengunjung luar Indonesia.

11. Keyword di Judul Konten

Walaupun tidak sepenting dahulu kala, judul dari konten Anda tetap penting sebagai sinyal on-page SEO. Karenanya, pastikan kata kunci ada dalam judul postingan atau artikel.

12. Keyword di Awal Judul Konten

Menurut Moz, judul yang diawali dengan sebuah kata kunci (keyword) cenderung memilliki performa yang baik dibandingkan keyword yang diletakan menuju akhir judul. Jadi, usahakan kata kunci ada di awal judul.

13. Keyword di Description Tag

Google tidak menggunakan description tag sebagai acuan untuk ranking secara langsung. Tapi, tag deskripsi akan memberikan pengaruh kepada click-through-rate (CTR) yang menjadi faktor utama untuk ranking web.

14. Keyword Muncul di Tag H1

Tag H1 adalah “Judul Kedua”. Bersamaan dengan judul, Google menggunakan H1 tag postingan Anda sebagai pemicu relevansi konten web Anda.

15. TF-IDF

“Seberapa sering sebuah kata muncul di dokumen?” adalah penjelasan singkat dari TF-IDF (Term Frequency — Inverse Document Frequency). Semakin sering sebuah kata muncul di halaman tersebut, kian jelas halaman tersebut mengenai kata-kata itu. Google menggunakan versi canggih TF-IDF.

16. Panjang Konten/Tulisan

Konten atau postingan/artikel yang memiliki lebih banyak kata di dalamnya akan lebih disukai oleh algoritma dibandingkan konten yang lebih pendek. Di salah satu studi mengenai faktor ranking menyatakan adanya korelasi antara panjang konten dengan posisi SERP.

17. Table of Contents

Menggunakan daftar isi yang sudah di-link akan menolong Google untuk mengerti konten web Anda. Ini juga akan membantu di sitelinks. Contoh table of content: Indeks.

18. Keyword Density

Google mungkin akan menggunakan ini untuk menentukan topik dari sebuah website, namun keyword density (kepadatan kata kunci) sudah tidak sepenting seperti dulu dan jika berlebihan ini akan membahayakan web Anda.

19. LSI Keywords dalam Konten

Latent Semantic Indexing Keyword (LSI) Keywords akan membantu search engine untuk menemukan makna dari kata-kata yang memiliki banyak makna. Contoh: Apple computer dan Apple sebagai buah. Kehadiran LSI akan berperan sebagai acuan kualitas konten.

20. LSI Keyword di Judul dan Description Tags

Bersamaan dengan konten web, LSI Keywords di dalam meta tags akan membantu Google membedakan kalimat dengan makna yang berbeda, juga menjadi acuan mengenai relevansi.

21. Konten yang Berisi Topik Mendalam

Ada korelasi antara dalamnya topik yang dibahas dengan Google Rankings.

22. Kecepatan Loading Page via HTML

Google dan Bing menggunakan kecepatan loading (tampilan) sebuah halaman web sebagai faktor untuk Search Engine Spiders dapat menentukan kecepatan situs Anda berdasarkan HTML code dengan cukup akurat.

Pastikan website Anda cepat terbuka saat diakses penggguna. Web yang lama terbuka (loading), potensial ditinggalkan pengunjung.

23. Kecepatan Loading Page via Google Chrome

Google juga menggunakan data pengguna Chrome untuk mengukur kecepatan loading page halaman web Anda.

24. Penggunaan AMP

Walapun bukan faktor utama, Accelerated Mobile Page (AMP) dibutuhkan agar dapat mendapatkan ranking di Google News Carousel versi mobile

25. Entity Match

Pencocokan Entitas: Apakah konten halaman cocok dengan “entitas” yang dicari pengguna? Jika demikian, halaman itu dapat memperoleh peningkatan peringkat untuk kata kunci tersebut.

26. Google Hummingbird

Dengan perubahan alghoritma ini membantu Google untuk dapat memahami konten sebuah website.

Google Hummingbird adalah algoritme Google terbaru yang dibuat oleh Google dan diluncurkan pada tanggal 27 September 2013.

Hummingbird merupakan algoritma pencarian Google, yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dari algoritma sebelumnya yaitu Penguin dan Panda.

Hummingbird di ambil dari nama burung yang Google mengibaratkan algoritma ini memfokuskan pada konten yang fresh, lebih baik untuk dibaca dan juga tepat.

27. Konten Duplikat

Konten yang terlalu identik satu sama lain (walaupun sedikit diubah) akan mempengaruhi visibilitas mesin pencari secara negatif .

28. Rel=Canonical

Jika digunakan dengan benar, penggunaan tag ini akan mencegah Google untuk memberikan penalti tentang konten duplikat.

29. Optimisasi Gambar

Gambar atau foto akan memberikan sinyal ke mesin pencari tentang relevansi melalui nama file gambar, alt text, judul gambar (title text), deskripsi, dan caption.

Pastikan nama file gambar/foto Anda menggunakan teks sesuai gambar, misalnya “faktor-seo.jpg”. Ubah nama file foto yang diunduh dari kamera atau dari WhatsApp, jangan langsung diupload.

30. Konten Terbaru

Google Caffeine akan lebih memilih konten yang baru diterbitkan atau konten yang baru diperbarui, terutama pencarian yang time-sensitive. Kepentingan akan faktor ini terlihat dari Google yang menunjukkan waktu konten tersebut diupdate.

31. Besarnya Update suatu konten

Semakin signifikan perubahan suatu konten, akan memberikan faktor “fresh” pada suatu konten. Menambahkan atau menghilangkan suatu bagian dari konten, lebih penting dibanding memperbaiki sebuah typo.

32. Page Update yang Historis

Seberapa sering halaman web Anda di-update? Harian, mingguan, atau setiap 5 tahun? Faktor “fresh” sebuah situs web juga dipengaruhi oleh intensitas update sebuah halaman.

33. Keunggulan Sebuah Keyword

Menggunakan keyword (kata kunci) pada 100 kata pertama dari sebuah konten memiliki korelasi dengan halaman pertama ranking di Google.

34. Keyword di H2 dan H3 Tags

Memiliki keyword yang muncul di subhead (subjudul) dengan format H2 atau H3 kemungkinan akan memberikan sebuah sinyal relevansi yang lemah.

John Mueller dari Google menyatakan: “Seluruh heading tags di HTML akan membantu kita memahami sebuah struktur halaman.”

35. Kualitas Outbound Link

Banyak penggiat SEO yang berpikir bahwa dengan menghubungkan website ke situs ternama akan membantu untuk mengirimkan “tanda kepercayaan” kepada Google. Fakta ini didukung dengan studi terbaru.

36. Tema dari Outbound Link

Menurut The Hillop Algorithm, Google menggunakan konten dari halaman yang Anda link sebagai sinyal relevansi. Sebagai contoh, jika halaman Anda mengenai mobil, dan page yang Anda link mengenai film, maka Google akan berpikir bahwa halaman web Anda mengenai film Cars, bukan kendaraan.

37. Grammar dan Spelling

Grammar (tatabahasa) dan spelling (pengejaan) adalah sinyal relevansi yang berkualitas, walaupun ada perdebatan apakah hal ini penting atau tidak.

38. Konten Mencurigakan

Apakah konten Anda orisinal? Jika konten Anda “copas” (copy paste) dari halaman web yang sudah terindeks Google, maka konten Anda tidak akan dikenali, bahkan tidak mendapat ranking.

39. Update yang Mobile-Friendly

Biasa disebut “Mobilegeddon”, update ini akan memberikan keuntungan kepada website yang sudah dioptimalkan untuk mobile devices.

Pastikan website Anda mudah diakses di HP. Dikenal dengan istilah responsive dan ramah seluler (mobile-friendy).

40. Mobile Usability

Website yang memudahakan pengguna HP untuk mengaksesnya, akan unggul dalam Google “Mobile-first Index”.

41. Konten Mobile yang “Tersembunyi”

Konten tersembunyi di mobile devices kemungkinan tidak akan diindeks dibanding konten yang terlihat. Namun, Googler menyatakan bahwa konten tersembunyi tidak masalah, namun “jika konten tersebut penting, konten tersebut harus terlihat”.

42. “Konten Tambahan” yang Bermanfaat

Menurut Google Rater Guidelines Document, konten tambahan yang bermanfaat adalah indikasi dari kualitas sebuah halaman dan Google ranking.

43. Konten yang Bersembunyi di Balik Tabs

Apakah pengguna perlu mengklik suatu tab agar dapat melihat konten? Jika begitu, Google menyatakan bahwa konten tersebut kemungkinan tidak akan diindeks.

44. Jumlah dari Outbound Links

Terlalu banyak Outbound Links atau link eksternal (tautan ke website lain) akan menyakiti ranking website Anda.

45. Multimedia

Gambar, video, dan elemen multimedia yang lain dapat dijadikan acuan kualitas sebuah konten.

Sebuah artikel yang didukung foto, audio, dan video akan sangat bagus buat SEO. Karenanya, situs-situs berita saat ini banyak berisi video di halaman beritanya. 

46. Jumlah Internal links yang Menuju ke Suatu Halaman

Jumlah internal links (tautan kedalam atau ke postingan lain dalam satu website) mengindikasikan pentingnya page yang dituju oleh internal links.

47. Kualitas Internal Links

Internal links dari domain yang memiliki ranking tinggi memiliki efek yang lebih baik dibanding page dengan ranking yang rendah.

48. Link yang Rusak

Semakin banyak link yang rusak (broken link) menandakan bahwa sebuah page telah diabaikan. Google Rater Guidelines Document menggunakan link yang rusak sebagai cara untuk menilai kualitas suatu homepage.

49. Reading Level

Sudah dapat dipastikan, Google mengukur reading level atau tingkat keterbacaan (kemudahan dibaca) dari suatu halaman web. Faktanya, dulu Google memberikan reading level kepada web page.

Namun, informasi faktor SEO yang satu ini masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa basic reading level akan membantu web Anda mendapat ranking lebih baik di halaman hasil pencarian Google.

50. Affiliate Links

Link yang berafiliasi itu sendiri tidak akan menggagu ranking web Anda, namun jika terlalu banyak, algoritma Google akan memperhatikan faktor lain sebagai acuan untuk kualitas halaman web.

Faktor SEO berikutnya di halaman 2.

Related posts