Katalis.net – Resiliensi ekonomi atau ketahanan ekonomi menjadi salah satu topik ekonomi yang banyak diperbincangkan dewasa ini, terlebih di masa pendemi Covid-19.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Webinar seri 3 dengan mengusung tema “Resiliensi Ekonomi di Tengah Pandemi, Menatap Peluang E-Commerce Jawa Barat”.
Webinar kali ini menghadirkan narasumber : Dyah Anugrah Kuswardani, MA (Kepala BPS Provinsi Jawa Barat), Setianto, SE, M.Si (Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik), Ipong Witono (Ketua Harian Komisi Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat), Prof. Arief Anshory Yusuf, Ph.D (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran) dan Qaedi Aqsa (Senior Government Relation Business Partner Bukalapak).
Dyah Anugrah Kuswardani, MA dalam welcome speech menyampaikan kondisi ekonomi Jawa Barat triwulan III tahun 2020 secara year on year mengalami kontraksi sebesar 4,08 persen.
Kondisi pandemi telah memaksa kita semua untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang justru membangkitkan aktivitas Informasi dan Komunikasi tumbuh tinggi. Aktivitas masyarakat banyak yang beralih ke aktivitas online dan aktivitas e-commerce pun berkembang pesat.
Aktivitas transaksi e-commerce di Jawa Barat merupakan yang tertinggi di Indonesia dan sebagian besar pelaku usahanya adalah UMK. Di Tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, akan dibahas mengenai peluang e-commerce dalam pemulihan ekonomi di Jawa Barat.
Keynote Speaker, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Setianto, SE, M.Si menyampaikan terkait teknologi informasi yang menjadi tumpuan di masa pandemi.
Tren ICT Development Index (Indeks Pembangunan TIK) Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2015-2018. Pemanfaatan TIK khususnya di Jawa Barat melalui aktivitas e-commerce diharapkan semakin meningkat dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ipong Witono, Ketua Harian Komisi Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat mengulas strategi pemulihan ekonomi daerah Jawa Barat di tengah pandemi.
Indonesia memiliki banyak sources dalam upaya pemulihan ekonomi dibandingkan negara lainnya. Pemulihan ekonomi sangat bergantung pada penanggulangan dan pengendalian situasi pandemi Covid-19.
Jawa Barat meluncurkan berbagai program dan mendorong sektor-sektor yang menjadi lokomotif dalam program penyelamatan, pemulihan dan penormalan.
Pemulihan ekonomi menjadi kewajiban setiap masyarakat Jawa Barat sebagai pelaku dalam pemulihan ekonomi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Strategi penguatan daya saing ekonomi disampaikan oleh Prof. Arief Anshory Yusuf, Ph.D, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.
Recovery atau pemulihan ekonomi tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi harus menyeluruh terkait berbagai indikator di semua sektor.
Beberapa hal penting yang perlu mendapatkan perhatian di antaranya adalah masalah kemiskinan, ketimpangan dan ketenagakerjaan.
Qaedi Aqsa, Senior Government Relation Business Partner Bukalapak menjelaskan perkembangan e-commerce sebagai wujud resiliensi ekonomi pelaku usaha.
Dalam pandemi saat ini memberikan dampak pertumbuhan yang sangat besar dari sisi e-commerce. Sebesar 86 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan platform e-commerce.
Produk kesehatan menjadi produk yang paling banyak dicari oleh konsumen melalui transaksi e-commerce khususnya di bukalapak.
Konsumen virtual product juga mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi pandemi mendorong UMKM maupun brand besar untuk bergabung dalam e-commerce.
Beberapa poin penting dalam sesi diskusi webinar ini adalah perlu adanya database UMKM yang terintegrasi di Jawa Barat, agar dapat memonitoring dan mengevaluasi program bantuan pemerintah.
Dalam pemulihan ekonomi, tantangan dari sisi e-commerce perlunya edukasi dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk masyarakat.
(Katalis.net – Humas BPS Jabar)