Keharusan bagi UMKM, Go Digital Kunci Sukses Lalui Pandemi

Reseller Ide Bisnis Murah di Masa Pandemi
Ilustrasi Digitalisasi Bisnis (Foto: Pexels)

Katalisnet.com, JakartaGo Digital atau digitalisasi bisnis merupakan keharusan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Go Digital merupakan kunci sukses melalui pandemi.

Menurut founder dan CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono, UMKM memerlukan berbagai inovasi untuk mampu bertahan di masa pandemi Covid-19. Salah satu inovasi adalah dengan memindahkan usahanya ke ranah digital atau go digital.

“Tak ada cara lain bagi para pelaku UMKM selain menerapkan digitalisasi selama pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas masyarakat,” kata Hendy dalam siaran pers, Senin (14/6/2021).

“Di era pandemi, tidak cukup go digital. Pelaku bisnis sepatutnya benar-benar menjadi bagian dari digital itu sendiri, atau be digital.”

Di sisi lain, para pelaku UMKM masih dihadapkan dengan beberapa tantangan, di antaranya kurangnya pemahaman mengenai fitur-fitur online baru untuk bisa menggunakannya secara tepat sehingga dibutuhkan edukasi.

“Kedua, dari sisi operasional, yaitu fasilitas yang sesuai untuk produksi dan penyimpanan barang dalam ukuran yang lebih besar agar dapat menjaga kualitas produk. Ketiga adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten,” kata dia.

Hendy mengatakan, pelaku bisnis lebih baik merancang strategi penjualan secara virtual, sehingga tidak bergantung pada gerai offline untuk menjual produk pada pelanggan.

Read More

“Dengan langkah ini, pelaku bisnis dapat tetap berhasil di tengah pandemi ataupun periode new normal. Selain itu, kunci untuk tetap mempertahankan bisnis yaitu mengedepankan atau bahkan memperbesar anggaran untuk marketing atau promosi produk. Dengan demikian, keuntungan bisnis justru berkembang saat pandemi, dengan pemesanan online meningkat menjadi 90 persen,” kata Hendy.

Setelah melengkapi keterampilan dalam berbisnis, pelaku usaha sepatutnya juga memiliki perlindungan yang sesuai untuk menghindari berbagai bentuk risiko.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi UMKM Indonesia, Ikhsan Ingratubun, menegaskan, meskipun sudah memiliki keunikan dan pasar tersendiri, selama pandemi berlangsung, transaksi offline tidak akan bisa lancar seperti sedia kala (sebelum pandemi).

“Masalahnya teman-teman di daerah tidak banyak yang mengerti soal digitalisasi. Asosiasi juga rajin buat pelatihan, tapi tidak bisa menjangkau semuanya. Selain pemerintah, kalau ada perusahaan digital swasta yang bisa bantu tentu akan lebih baik,” katanya dalam pernyataan pers.

Di sisi lain, pandemi juga dinilai sebagai momentum bagi UMKM di Indonesia untuk tumbuh di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja sektor formal

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan pandemi akan membuat adanya gelombang UKM baru yang bermunculan karena banyak pekerja dari sektor formal yang terkena PHK.

Momen ini bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan ekosistem kewirausahaan nasional. Pelaku UKM juga perlu mempersiapkan bisnisnya secara serius dengan berbagai persiapan, kata ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira.

“Pendampingan dan pendanaan sangat diperlukan kehadirannya. Begitu juga digitalisasi yang memberi nilai tambah bagi UKM yang sangat positif,” kata Bhima.

Pandemi memang merupakan pukulan berat bagi dunia usaha, tapi bagi pelaku UMKM yang kreatif dan adaptif terhadap dunia digital bakal mempunyai daya tahan yang lebih baik, sebagaimana dialami Ruth Nathalia, COO Pempek Rama yang sudah beroperasi 33 tahun di Kota Bandung.

“Pada awal pandemi tahun lalu, omzet sempat turun. Untungnya, beberapa bulan sebelum pandemi, kami sudah mulai lakukan adaptasi digital, dengan menerima pesanan via online, promosi sosial media, endorse influencer, dan lainnya. Semua kami lakukan karena kami paham kalau hanya mengandalkan cara lama, bisa tenggelam,” katanya.

Ruth berpikir, logikanya, para pelanggan Pempek Rama tetap ada, mereka hanya tidak bisa pergi untuk santap langsung. Pemikiran ini membuatnya makin mantap transformasi bisnis ke digital.

Namun, go-digital ternyata tidak sebatas promosi di media sosial. Perlu banyak strategi yang dipersiapkan agar hasil go-digital bisa sesuai harapan.

“Kami merasakan sendiri manfaat digitalisasi selain bisa tetap menjaga pelanggan lama, kami juga bisa ekspansi ke pelanggan baru secara signifikan,” jelas Ruth. (Antara)

 

Related posts