Katalisnet.com — Di posting sebelumnya Katalisnet membahas teknik penulisan berita d media online. Tulisan kali ini membahas cara menulis berita (news, news story, news article) secara umum –berlaku di semua jenis media.
Bagaimana Cara Menulis Berita?
Inilah sesuatu yang sangat sedikit orang sadari: menulis berita tidak terlalu sulit. Ini memang membutuhkan latihan dan tidak semua orang akan menjadi ahli, tetapi jika Anda mengikuti pedoman di bawah ini, Anda akan dapat membuat berita yang efektif.
Contents
Lima “W” dan “H” (5W1H)
Inilah inti dari semua berita – Anda perlu mengetahui lima hal: Who, What, Where, When, Why, How.
- Siapa?
- Apa?
- Di mana?
- Kapan?
- Mengapa?
- Bagaimana?
Setiap berita yang baik memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan tersebut. Anda harus menjadikan enam unsur berita ini sebagai pedoman dasar penulisan berita jurnalistik.
Misalnya, jika Anda ingin meliput berita tentang tim olahraga lokal yang mengikuti kompetisi, Anda perlu menjawab pertanyaan berikut:
- Siapa tim? Siapa pelatihnya? Siapa pemain terkemuka? Siapa pendukungnya?
- Olahraga apa yang mereka mainkan? Apa persaingannya?
- Di mana kompetisinya? Di mana biasanya tim berada?
- Kapan kompetisinya? Sudah berapa lama mereka bersiap? Apakah ada faktor waktu penting lainnya?
- Mengapa mereka mengikuti kompetisi khusus ini? Jika relevan, mengapa tim itu ada?
- Bagaimana mereka akan mengikuti kompetisi? Apakah mereka perlu menggalang dana? Berapa banyak pelatihan dan persiapan yang dibutuhkan? Apa yang perlu mereka lakukan untuk menang?
Piramida Terbalik
Ini pedoman penyusunan fakta dalam berita. Ini mengacu pada gaya jurnalisme yang menempatkan fakta-fakta terpenting di awal dan bekerja “turun” dari sana.
Idealnya, paragraf pertama harus berisi informasi yang cukup untuk memberikan gambaran yang baik kepada pembaca tentang keseluruhan cerita. Sisanya menjelaskan dan mengembangkannya di awal.
Pendekatan yang baik adalah dengan berasumsi bahwa cerita tersebut dapat terputus kapan saja karena keterbatasan ruang.
Apakah cerita tersebut berfungsi jika editor hanya memutuskan untuk memasukkan dua paragraf pertama? Jika tidak, atur ulang sehingga menjadi seperti itu.
Prinsip yang sama dapat diterapkan pada semua jenis media.
Prinsip Penulisan Berita
Di bawah ini adalah sepuluh aturan untuk menulis cerita yang menarik tentang topik hangat, baik dalam bentuk cetak maupun online:
1. Mulailah dengan fakta terpenting terlebih dahulu.
Pengenalan setiap artikel perlu menarik perhatian pembaca secara instan dan meringkas cerita dengan sekitar 25 hingga 30 kata.
2. Buat teks Anda lengkap tetapi ringkas.
Beberapa kalimat pertama perlu menyertakan “siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana”. Ingat, kebanyakan orang tidak akan membaca lebih dari 250 kata sebelum mereka mulai membaca sepintas. Anda harus mencoba memberi mereka semua informasi yang mereka butuhkan secepat mungkin.
3. Gunakan kalimat aktif.
Ini lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit kata. Misalnya, “Argentina dikalahkan oleh Jerman di final Piala Dunia tadi malam …” membutuhkan waktu lebih lama untuk dibaca daripada “Jerman mengalahkan Argentina …”
4. Komunikasikan apa yang baru atau berbeda.
Mengapa pembaca peduli dengan apa yang Anda katakan? Mengapa ini relevan bagi mereka? Apakah ada tren yang terjadi dalam budaya pop atau dunia yang dapat Anda gabungkan? Apa yang sedang dibicarakan orang saat ini, dan bagaimana hal ini terkait dengan apa yang Anda lakukan?
5. Fokus pada minat manusia.
Meskipun orang mungkin tertarik dengan jajak pendapat politik terbaru, pengobatan kanker baru, penarikan produk atau makanan, atau seperti apa cuaca besok, jika Anda dapat menampilkan wajah manusia pada cerita, Anda akan menciptakan hubungan emosional yang akan menarik pembaca dan membuat mereka tetap terlibat.
6. Hindari jargon.
Setiap industri memiliki bahasanya sendiri, termasuk jurnalisme. Misalnya, apakah Anda tahu apa itu byline? (Nama pengarang dicantumkan dalam kotak di awal atau akhir cerita.)
Bagaimana dengan NIB? (Berita singkatnya: potongan berita singkat, yang mengalir di tepi luar halaman koran.) Atau percikan? (Cerita utama.) Pikirkan tentang bahasa yang Anda gunakan – buat tetap jelas, ringkas, dan langsung ke intinya.
7. Tuliskan singkatan atau akronim secara lengkap di referensi pertama.
Pertimbangkan singkatan berikut: ROI, ASBO, PCT, SAT, dan FTSE. Apa yang mereka perjuangkan? Jawaban, masing-masing: Return on investment, Anti-social behavior order, Primary care trust, Standard Assessment Tests, and Financial Times Stock Exchange.
8. Gunakan kutipan.
Sangat kuat untuk menyampaikan pemikiran penting dengan kata-kata orang lain. Namun, saat Anda mengutip orang lain, pastikan Anda mengutipnya dengan benar.
Periksa ulang ejaan nama orang yang Anda wawancarai, dan pastikan Anda tidak mengutip kutipan di luar konteks dengan cara yang merusak niat orang tersebut.
9. Jaga agar tetap nyata.
Meskipun jurnalis sering bercanda tentang tidak pernah membiarkan kebenaran menghalangi berita yang bagus, Anda tidak boleh menulis sesuatu yang Anda tahu tidak benar. Kita semua melakukan kesalahan, tetapi kesalahan sangat berbeda dengan kebohongan.
10. Minta orang lain mengoreksi naskah berita Anda.
Sangat sedikit orang yang dapat melihat kesalahan mereka sendiri, jadi sebaiknya mintalah rekan kerja memeriksa ulang pekerjaan Anda sebelum Anda memublikasikannya.
Ingatlah bahwa otak manusia membaca kata-kata daripada huruf, jadi jika huruf pertama dan terakhir dari sebuah kata benar, kita akan sering membacanya dengan benar, bahkan jika yang lain bercampur aduk.
12 Langkah Menulis Berita
Menulis berita yang efektif membutuhkan latihan, tetapi berikut adalah 12 aturan sederhana yang dapat Anda ikuti untuk membantu Anda.
1. Tentukan beritanya
Fokuslah pada bagian cerita Anda yang paling menarik bagi pembaca Anda. Cerita menjadi berita karena kepentingan, emosi, pengaruh, ketepatan waktu, dan minat pembaca.
Semakin banyak orang yang terlibat, semakin layak cerita tersebut. Demikian pula, semakin banyak orang yang terpengaruh, baik itu dengan biaya parkir mobil kampus atau penghargaan gaji untuk staf, semakin layak cerita tersebut.
2. Berita adalah yang baru.
Waktu sangat penting. Jadi apa berita hari ini mungkin tidak akan menjadi berita dalam beberapa hari, kecuali ada perkembangan baru yang besar.
3. Siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana?
Sertakan informasi yang menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dalam tajuk utama dan dua paragraf pertama. Cobalah untuk memasukkan “W” sebanyak mungkin ke dalam paragraf pertama (awal).
Misalnya, kalimat pertama Anda bisa jadi: “Sanjeev Bhaskar [WHO] memberikan sertifikat gelar untuk pertama kalinya [WHAT] pada upacara kelulusan musim panas [WHEN] minggu ini di Brighton [WHERE].”
4. Berita dulu, latar belakang nanti
Beri tahu bagian terbaik – bagian baru – terlebih dahulu. Latar belakang cerita harus muncul nanti.
Jangan mencoba dan menggoda pembaca Anda untuk sampai ke akhir artikel Anda dengan menahan informasi.
Apakah cerita Anda masih masuk akal jika seseorang hanya membaca dua baris pertama? Atau bahkan hanya judulnya? Itu seharusnya.
5. Bersikaplah objektif dan tetap berpegang pada fakta
‘Suara’ pelaporan dalam cerita harus berisi fakta saja. Setiap opini atau deskripsi subjektif harus dikaitkan dengan nama sumber.
Misalnya. jangan menulis: ‘Acara ini sukses besar dan menghasilkan peningkatan aplikasi yang menyenangkan’.
Siapa bilang itu sukses? Siapa yang senang?
Sebaliknya, tulis: ‘Dr Jones mengatakan bahwa acara tersebut berjalan dengan baik: “Ini sukses besar dan saya senang bahwa, sejak itu terjadi, kami telah memiliki sejumlah aplikasi baru.”‘
6. Jaga agar tetap sederhana dan singkat
Berita tidak boleh lebih dari 400 kata, dan sebaiknya 250-300 kata. Anda perlu menulis dengan ringkas dan menarik, tetapi tetap menyertakan semua fakta penting.
Jangan menyertakan terlalu banyak kata berbunga-bunga.
Jika ada sesuatu yang tidak penting untuk cerita, jangan sertakan.
Agar teks mudah dibaca dengan cepat, tulis dalam kalimat pendek (pikirkan 25 kata atau kurang) dan gunakan bahasa sederhana.
Gunakan bahasa sederhana dan bukan jargon akademis atau teknis.
Asumsikan tidak memiliki pengetahuan sebelumnya – beberapa orang merasa terbantu dengan membayangkan bahwa mereka menjelaskan cerita kepada kerabat yang tidak bekerja di pendidikan tinggi.
7. Singkatan dan Akronim
Universitas penuh dengan akronim dan, terutama jika Anda telah bekerja di sektor ini dalam waktu yang lama, mudah untuk melupakan bahwa tidak semua orang akan mengerti apa artinya.
Selalu mengeja akronim saat pertama kali digunakan, diikuti dengan akronim itu sendiri di dalam tanda kurung. Sejak saat itu, dalam cerita Anda, Anda dapat menggunakan akronim. Misalnya. ‘Sekolah Media, Film dan Musik (MFM) menyelenggarakan acara tersebut. MFM adalah … ”
8. Tanda seru
Jangan gunakan tanda seru dalam berita Anda! (Seperti yang dikatakan penulis Scott Fitzgerald, itu seperti menertawakan lelucon Anda sendiri.)
9. Jangan gunakan ‘saya’ atau ‘kami’
Pembaca belum tentu tahu siapa yang menulis artikel berita, jadi jangan membicarakan diri Anda atau tim Anda secara langsung.
Selalu sebutkan individu (bahkan jika orang itu adalah Anda) atau unit / tim yang disebutkan dalam karya Anda. Jangan pernah mengatakan ‘kami mengadakan kuliah’; alih-alih katakan ‘departemen Sejarah mengadakan kuliah’.
10. Tulis judul yang bagus
Banyak penulis berita berpendapat bahwa tajuk berita adalah satu-satunya bagian terpenting dari sebuah berita.
Penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata, 80% orang hanya membaca tajuk utama dan kemudian melewatkan sisa cerita.
Untuk alasan ini, Anda perlu memastikan bahwa cerita Anda jelas, ringkas, dan menceritakan kisah Anda hanya dengan menggunakan beberapa (4-8) kata.
Potong kata-kata yang tidak perlu dan persingkat frasa (misalnya, ‘mengarah ke perbaikan’ menjadi ‘membaik’).
Jangan main-main dalam judul kecuali jika menjelaskan cerita Anda lebih baik.
11. Pikirkan gambar
Foto yang bagus atau gambar lain untuk menemani cerita Anda adalah cara yang bagus untuk memperkuat dan melengkapi berita Anda. Saat Anda menulis cerita, selalu pikirkan bagaimana Anda bisa mengilustrasikan cerita dengan gambar.
12. Periksa
Sekalipun tenggat waktu (deadline) sangat ketat, tetap luangkan waktu untuk memeriksa naskah Anda. Kemungkinan Anda akan melihat setidaknya satu kesalahan setiap saat.
Pastikan teks Anda tidak memiliki kesalahan ejaan, termasuk nama, atau kesalahan apa pun. Bacalah lagi, tanyakan pada diri Anda:
- Apakah masuk akal?
- Apakah hal-hal dijelaskan secara berurutan?
- Apakah itu semudah mungkin untuk dipahami?
- Apakah itu akurat?
- Sudahkah Anda mengulang diri sendiri?
- Apakah ada ide atau frasa yang dibahas dua kali?
- Apakah itu ditulis dalam bahasa Inggris biasa?
- Apakah semua tanggal dan nomor sudah benar?
Jika Anda yang menulis artikel tersebut, mintalah orang lain untuk memeriksanya untuk Anda. Anda mungkin juga ingin atau perlu menjalankannya oleh individu atau unit / tim yang disebutkan di bagian tersebut.
Demikian cara menulis berita. (Sumber: Sussex, Copyblogger, Media College).*